Aku mengenal dunia ini saat umurku masih sangat muda sekali. Namaku Andi, ini berawal saat umurku 12 tahun. Setelah aku tamat SD pada tahun 1994 aku berniat melanjutkan ke SLTP. Akan tetapi karena di desaku tempatnya terpencil di Propinsi Lampung tidak terdapat SLTP, aku terpaksa sekolah di tempat kakakku di kota kecil yang bernama Kota Bumi. Sebenarnya bisa saja aku langsung sekolah di Bandar Lampung di tempat kakakku yang lain, maklum kami berjumlah 7 bersaudara dan kebetulan aku anak bungsu.
Namun entah mengapa aku mempunyai firasat yang mengatakan bahwa jika aku sekolah di Kota Bumi aku akan menemukan kebahagiaan. Setelah sampai di rumah kakakku, aku dikenalkan kepada anak angkatnya yang secara otomatis keponakan angkatku sendiri. Dia anak laki-laki yang bernama Anto umurnya 3 tahun lebih tua dariku, namun karena dia terlambat masuk masuk sekolah jadi ia baru kelas 2 atau tepatnya kakak kelasku. Kebetulan kami satu sekolah dan juga aku satu kamar dengan dia. Kami berdua cepat akrab dan selalu bersama setiap saat dan setiap waktu dengan bahagia.
Hubungan kami sangat sangat erat lebih dari saudara. Ia selalu menemaniku, menghiburku disaat aku sedih, dan begitu pula sebaliknya. Sehingga tak jarang kami digosipkan yang yang tidak-tidak, baik itu di sekolah atau di lingkungan tempat kami tinggal, tapi kami hanya menganggap hal itu sebagai angin lalu, dan tetap melakukan aktivitas seperti biasanya.
Karena di Kota Bumi jika musim kemarau susah air, maka kami tak jarang mandi di sungai. Sering kami bedua mandi telanjang dan selalu memperhatikan kemaluan kami masing-masing. Walaupun batang kemaluannya dalam keadaan tidak tegang namun cukup besar. Lama kelamaan ada rasa suka dalam diriku kepadanya dan tampaknya dia pun begitu namun kami hanya bisa menyembunyikan rasa suka kami. Sehingga jika kami tidur aku sering menggodanya dengan cara memancingnya untuk membicarakan hal-hal yang merangsang, dan hal itu memang berhasil, karena sering kulihat ia menikmatinya.
Dan tak jarang batang kemaluannya menegang dan ia bahkan menuntun tanganku untuk membelai batang kemaluannya yang memang cukup besar. Kami juga sering berciuman dan saling meraba dan memegang batang kemaluan kami secara berlawanan. Bahkan aku sudah mulai berani mencium batang kemaluannya tapi masih jijik untuk melakukan oral. Hal itu sering kami lakukan tiap malamnya tetapi hanya sebatas meraba dan berciuman, karena saat itu mungkin kami sama-sama belum sadar jika kami berdua adalah gay dan juga ditambah dengan keluguan kami yang tidak mengetahui cara berhubungan antar sesama lelaki.
Tak terasa 3 tahun sudah aku tinggal di sana dan aku juga sudah menyelesaikan sekolahku tingkat SLTP. Aku harus ke Bandar Lampung untuk melanjutkan sekolah tingkat SMU. Sejak saat itu aku jarang ke Kota Bumi karena aku sibuk dengan tugas dan kegiatanku yang baru. Namun pada saat umurku 17 tahun yaitu awal Maret tahun 1999 aku diminta menemani ayahku ke Kota Bumi. Sesampainya di sana, aku kaget melihat Anto karena ternyata ia tumbuh menjadi pria yang gagah dan ganteng. Hatiku berdegub saat aku tahu kalau aku akan tidur dengannya malam itu. Ketika hari telah menunjukkan pukul 20:00 WIB aku masuk kamar duluan untuk tidur duluan karena perjalanan yang cukup panjng membuatku lelah dan mengantuk. Namun aku sulit untuk memejamkan mata karena aku terus teringat kepadanya dan terus memikirkannya. Tidak berapa lama kemudian Anto masuk dan menutup pintu. Jantungku semakin berdegub kencang. Ia lalu mematikan lampu sehingga yang kelihatan hanyalah kegelapan. Tidak berapa lama kemudian ia berbaring di sampingku.
Kemudian ia mengeluarkan sepatah kata, "Malam ini dingin ya," ujarnya. Aku hanya diam saja. Namun tak berapa lama kemudian kurasakan tangannya memegang tanganku dan menuntunku untuk memegang batang kemaluannya yang ternyata dia sudah tidak berbusana lagi. Aku belai batang kemaluannya yang panjang dan besar, ia pun mengerang keenakan.
Kemudian ia melepaskan seluruh pakaianku setelah itu ia langsung menindihku sehingga batang kemaluan kami yang sudah sama-sama tegang bersenggolan. Ia mencium mulutku, kupingku, dan segala anggota tubuhku basah karena dijilatnya. Aku yang pertama melakukannya heran seganas itu tapi dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku sungguh senang.
Kami sama-sama mengerang keenakan. Apalagi saat mulutnya mengulum kemaluanku, gerakan kepalanya yang maju mundur membuatku merasa kenikmatan yang tiada taranya. Ketika aku keluar semua spermaku disedotnya namun tidak ditelannya melainkan ditumpahkannya ke batang kemaluannya dan sebagian ke diusapkannya kepantatku kemudian jari tengahnya masuk ke lubang pantatku agar lubang anusku licin. Aku mengerti maksudnya lalu aku bangun dan duduk di atas perutnya kutuntun batang kemaluanku masuk ke lubang anusku.
Ketika mulai masuk aku mengerang kesakitan dan hendak akan bangun namun dia mencegahku. Lalu perlahan-lahan aku mulai menurunkan pantatku. Walaupun sakit kutahan dan hanya sampai setengah batang kemaluannya yang masuk, aku mulai menaik dan menurunkan pantatku gerakan itu kulakukan berulang-ulang walaupun aku merasakan rasa sakit yang luar biasa tapi lama kelamaan hal tersebut membuatku terbiasa dan mulai biasa menikmatinya.
Dan tidak berapa lama kemudian dia memintaku untuk mempercepat gerakanku. Aku mengerti kalau dia akan keluar, benar saja tidak berapa lama kemudian dia keluar dan aku bisa merasakan spermanya tumpah dalam anusku. Setelah itu aku berbaring di sampingnya.
Aku lalu mengambil sarung dan kusuruh dia masuk ke sarungku. Kami tidur dalam keadaan bugil dalam satu sarung. Keesokan harinya aku kembali ke Bandar Lampung. Sesampainya aku di Bandar Lampung aku terus teringat dan selalu membayangkannya. Rasa rinduku yang begitu besar tak bias kutahan. Pada hari Sabtu sepulang sekolah aku ke Kota Bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar