Type your search here:

Please Wait..

Senin, 11 Februari 2013

Low Profile Fin

Views:
si Jhons Uncategorized 03.51

Usiaku kini mencapai puncak
keremajaan dan sebentar lagi akan
ada ujian akhir untuk pindidikan
menengah umum. Aku harus banyak
belajar dan berkonsentrasi pada satu
arah saja, tapi ambisiku yang lain
dan berbeda dengan sisi lain dalam
diriku terus mendesak agar cepat
terpenuhi, itu adalah menginginkan
hubungan badan dengan sesama
jenis. Perasaan ini sudah tertanam
hampir selama satu dekade, banyak
faktor yang menghambatnya, antara
lain masih terlalu dini dan juga agak
minder. Tapi itulah saya, selalu penuh
perhitungan walaupun masih sering
ceroboh juga.
Panggil saja aku Noi, kalau kau ingin
tahu ciri-ciriku boleh juga, tinggiku
kira-kira 160 cm dan beratku 55 kg.
Bisa dibilang mukaku biasa-biasa
saja, tapi kata teman-teman kostku
saya adalah anak termodis diantara
mereka, itu mungkin karena mereka
kebanyakan acak-acakan dalam
berpakaian. Semenjak masuk bangku
SMU saya sudah kost, karena saya
berasal dari luar kota Makassar.
Hampir setiap hari saya mendengar
keributan di kamar sebelah kost-ku,
entah itu suara orang ketawa
kelabakan, orang mabuk, atau suara
radio yang kelewatan volumenya.
Maklum, kost murahan, jadi
resikonya ya itu, sulit memperoleh
ketenangan, bahkan di tengah
malam sekalipun. Untung saja saya
sekamar dengan orang yang
lumayan sabar, jadi saya tidak perlu
mendengar orang yang menggerutu
di dekatku.
Ambisi itu diawali oleh seseorang
yang berada di kamar 2, tepatnya 3
kamar selisihnya dari kamarku.
Ambisi ini bisa juga dikatakan cinta
bertepuk lantang dan cuman sebelah
tangan, karena pikirku itu adalah hal
yang mustahil. Sebab kenyataannya,
seorang maniak lelaki seperti saya
tidak mungkin mendapatkan seorang
pangeran impian semua wanita yang
ada di kamar 2. Nama cowok itu
adalah Arya, dia juga berasal dari
luar daerah, dia sangat imut dengan
bibirnya yang seksi, kulitnya sawo
matang, dan yang paling aku suka
darinya adalah tubuhnya yang
terbentuk. Selama beberapa hari
yang lalu saya sempat berkenalan
dan mengetahui sedikit tentangnya.
Ternyata dia ikut ekskul tae kwondo
di sekolahnya, dia juga punya hobi
lain dan sama seperti hobiku yaitu
nonton film. Tapi nyatanya dia bukan
orang rumahan, pernah sekali
kudapati dia jalan sama seorang
cewek ABG yang sangat cantik,
cemburu padanya itu pasti, tapi itu
memang sudah kenyataannya, aku
harus terima dan untuk beberapa
saat aku tidak lagi muncul dihadapan
Arya.
Untuk memuaskan kerinduan dan
nafsuku pada Arya, saya punya
kebiasaan yang bisa dibilang nekat.
Kamar mandi yang ada di tempat
kost itu pada umunya dipakai
bersama-sama, dan setiap Arya
pulang dari sekolah atau dari
kegiatannya, saya pasti akan
menguntit, tapi bukan mengintipnya
mandi, itu tidak etis, tapi saya cukup
mengambil baju kotornya yang
ditaruh di rak di depan pintu kamar
mandi. Terkadang aku sembunyi-
sembunyi menciumi baju singlet milik
Arya yang dilengkapi bau keringat
maskulinnya yang sangat aku suka,
aku jilat, aku hirup dalam-dalam,
sambil onani di dalam kamarku.
Dengan begitu, aku sudah cukup
puas dan tidak perlu mengganggu
Arya.
Hari senin setelah pulang sekolah,
aku melihat sebuah kaset film baru di
rak kaset ruang nonton. Wah! Hugh
Jackman yang main, kau pasti tahu
itu fim apa. Segera kuputar dan
duduk santai di sofa. Selang
beberapa menit kemudian, kenop
pintu depan terputar dan muncul
sesosok pria yang kukenal. Arya
ternyata sudah pulang dari latihan
taekwon-nya, ia agak kumal dan
mandi keringat, tapi itu membuatnya
terlihat semakin merangsang.
"Hei! Noi, nonton apa? X-men ya?"
Kemudian dia segera duduk di
sampingku dan menghela nafas
panjang.
"Huf.. capek sekali, masa tadi
kenaikan sabuknya malah ditunda,
bikin kecewa saja." Keluhnya dengan
bermuka masam.
"Sabuk apa sekarang?" Tanyaku asal
"Kuning, tapi lumayanlah, eh.. baru
mulai kan film-nya, iya kan?"
Aku mengiyakan saja, lalu dia malah
cerewet menceritakan adegan
selanjutnya, sebenarnya membuatku
agak kesal, tapi bau badannya
meredakan kekesalanku menjadi
sebuah gairah bak terbangun dari
tidurnya yang lama.
"Noi, aku ada basar nih, kamu pergi
yah, nanti aku belikan deh. Mau
yah?" Pintanya sambil
memperlihatkan kertas berwarna
merah.
"Dimana basarnya? Jauh tidak?"
"Ha.. ha.. ha, jauh dekatnya nanti
saja, yang penting kamu pergi, nanti
sama saya perginya, OK!"
"Asalkan jangan kemalaman yah,
jangan sampai Bu kost ngomel nanti."
Ketusku menyarankan.
Lagi-lagi aku takluk sehingga aku
mengiyakan saja, lagipula mungkin
ada baiknya juga aku pergi, selain
bisa melepas suntuk, aku juga bisa
dekatan sama Aryaku tersayang_
walaupun dalam artian yang
berbeda_ dan akhirnya saya punya
kesempatan untuk jalan bareng
dengannya.
Malam di mana basarnya Arya
diadakan, saya menjadi gugup entah
kenapa, bukannya karena saya
jarang keluar rumah, tapi kali ini saya
akan pergi dengan orang yang
kuidolakan. Aku berusaha agar tidak
mengecewakan nantinya. Setelah
lama menunggu di uung lorong,
akhirnya tepat jam 8 malam Arya
muncul dari arah yang berlawanan.
Ternyata Arya adalah salah satu anak
yang kurang tahu caranya berbusana
yang baik, ia memakai celana
gombrang dan memakai baju yang
tidak berlengan. Warnanya cukup
mencolok, kuning tetapi untung saja
celananya biru silver.
"Ck-ck-ck.. kamu mau ke mol atau ke
bazar sih?" Celetukku sambil
memandangnya dari atas ke bawah.
"Eh, gaya sedikit tidak apa-apa kan."
Balasnya lancar
"Kamu tidak bohongkan kalo
basarnya diadakan di dekat sini."
"He-he-he, sorry agak jauhan dikit,
tapi tenang saja, nanti saya yang
bayarin PP-nya."
Rasanya mau marah tapi saat dia
tiba-tiba menaruh tangannya di
pundakku dan menyeretku pergi,
marah itu hilang kembali, tapi malah
aku bernafsu ingin menjilati
ketiaknya yang sekilas terlihat jelas
di depan mataku. Tetapi aku tersadar,
saya tidak boleh mengacaukan
apalagi merusak awal persahabatan
ini menjadi hal yang kenyataannya di
luar dugaan.
Hari itu acaranya berlangsung dengan
seru, dan Arya selalu mengajakku ke
setiap acara yang teman-temannya
adakan. Tak jarang pula dia
mengajakku nonton konser-konser
musik seperti acaranya slank waktu
itu. Makin hari aku makin akrab
dengannya, sampai suatu ketika aku
membuang perasaan cintaku
padanya dan malah berubah jadi
rasa persahabatan yang erat. Kami
sering belajar bersama, mengobrol
dan becanda bersama. Sepertinya ia
membuat ambisiku selama ini malah
menghilang secara perlahan-lahan.
Iseng itu selalu menjadi bagian dari
sifatku, dan sifat iseng itu malah
membuatku memperoleh
keberuntungan yang bisa merubah
kehidupanku. Hari itu, Arya
mengajakku ke kamarnya, katanya
ada acara minum 'sara'ba' minuman
jahe yang manis pedas dia mengajak
beberapa anak kost yang lain. Tanpa
pikir panjang saya segera menuju ke
kamarnya, wah! Ramai sekali di
dalam, kami semua minum sambil
nonton bola waktu itu pertandingan
final piala Eropa_ anak-anak pada
teriak-teriak jika striker mulai
mendekati kubu lawan, apalagi saat
gol tercetak.
Setelah waktu berlalu dan malam
semain larut, anak-anak kost lain
sudah menghilang satu per satu dan
akhirnya yang ada cuma aku dan
Arya, kebetulan Arya sendiri di
kamarnya. Saat itu jantungku
berdegup keras ketika menyadari
kalau Arya ternyata bertelanjang
dada. Aku malah jadi salah tingkah di
depannya, tapi untung dia masih
sibuk menonton TV. Untuk
menghilangkan ke-salah tingkahanku,
kuraih sebuah binder di atas meja
dan membacanya sambil tertunduk.
Kubuka halaman per halaman, isinya
cuma catatan matematika, kimia,
fisika dan corat-coret tidak berarti.
Aku tidak tahu lagi harus berbuat
apa, saat itu aku mau cepat cabut
tapi sisi lain dalam diriku ingin tinggal
dan memandang Arya selama
mungkin.
Akhirnya, mataku secara tidak
sengaja membaca sebuah tulisan
mencurigakan. Itu adalah kata
'homo', selidik demi selidik, ternyata
itu adalah daftar situs-situs x
mengenai homoseksual. Karena
kaget, spontan saja binder itu segera
kututup. Awalnya hanya mengusap
keringat di keningku, lalu aku
berpaling ke Arya. Aku tidak bisa
percaya hal ini pikirku, betulkah ini
tulisan Arya atau..?
Lama aku berfikir secara jernih, dan
kuputuskan kalau aku ingin
mengetesnya sendiri.
"Kamarmu agak panas ya Arya.
Kenapa jendelanya tidak dibuka
saja?"
"Oh, panas ya, tapi jendela itu rusak,
susah dibuka, engselnya karatan
mungkin."
"Aku buka baju yah."
"Buka saja, pake minta ijin segala."
Sekilas Arya tidak terpengaruh
dengan perkataanku, tapi untuk
memastikan segera kucopot bajuku
sehingga akupun bertelanjang dada.
Tepat dugaanku, Arya menoleh
sebentar ke arahku tapi ketika
mataku bertemu pandang dengan
matanya dia pura-pura melihat ke
arah lain dan kembali menonton
televisi. Lalu taktik ini terus
kulanjutkan agar aku bisa lebih
yakin, Arya yang menonton sambil
berbaring di bantal guling segera
kugoda kembali.
"Geser sedikit dong, saya mau tidur
juga, ayo geser cepat!" Pintaku
memaksa
"Mengganggu saja kau." Balasnya
kesal
"Nah, begini asik kan."
Aku berbaring sambil melipat kedua
tanganku ke atas sebagai penopang
kepala, tentu saja ketiakku terbuka
lebar dan menebar aroma khas pria
yang bisa merangsang Arya.
Beberapa detik berlalu, Arya terlihat
agak tegang sampai akhirnya aku
mulai mendengar desahan nafas
aneh yang menandakan kalau dia
mulai menikmati rangsangan halusku
ini.
Aku sudah yakin 100% saat itu,
karena sudah tidak sabaran lagi
segera kutunggangi Arya dari
samping dan mencium ganas bibirnya
yang seksi dan selalu kudambakan
itu. Kulumat bibir atasnya, lalu kujilat-
jilat mulutnya sampai kuisap semua
liurnya yang gurih. Tak lama setelah
kejutanku padanya terjadi, dia
melotot ke arahku dan memegang
kepalaku dengan kasar. Sepertinya
dia berusaha menghentikan
perbuatanku. Akhirnya, cukup dengan
satu tendangannya ke perutku,
membuat tubuhku terhempas
beberapa kaki dari tempatnya. Ia
terlihat gusar dan sangat, sangat..
marah!
"Apa yang kau lakukan sialan!"
Bentaknya sambil menggosok-gosok
bibirnya.
Pikiranku tiba-tiba kacau, aku tahu
sekarang aku dalam masalah besar.
Aku ketakutan dan panik.
"Maaf, aku-aku.. maafkan aku.. aku
tidak bermaksud.."
"Ha.. ha.. ha..!" Tawanya lantang
sembari menunjukiku.
"Kamu homo ya, ha.. ha.. ha.. kamu
homo Noi, ha.. ha.. ha.."
Aku kehabisan kata-kata lagi,
sepertinya rohku sudah berpindah
tempat, sepertinya saya sudah tidak
berdiri di atas kakiku lagi karena
ketakutan.
Kemudian Arya mendekatiku dan
www.ceritagay.uiwap.com
menatap dalam-dalam mataku, sorot
tajam matanya membuatku
merinding dan panik. Jalan satu-
satunya adalah segera angkat kaki
dari sana.
"Hei, kalo mau cium, lebih baik kamu
cium lubang pantatku brengsek!"
Tiba-tiba Arya mencengkram daguku
dan menyeretku ke dinding, aku
tidak berkutik dan pasrah saja
dengan kekasarannya. "Ingat, kamu
harus cium lubang pantatku!"
Belum sempat aku membela diri,
Arya langsung saja mendaratkan
ciuman lembutnya di bibirku,
ciumannya begitu romantis dan
penuh gairah. Kubalas ciumannya
segera dengan keganasan yang
sama. Saat itu aku jadi sangat
bingung dengan tindakan Arya yang
tadinya kasar sekarang kok malah..,
sangat bernafsu. Arya menghentikan
ciuman dan memperlihatkan
senyumnya yang sangat cute padaku
seraya berkata, "Kamu betul gay Noi,
untunglah.." Kembali ia melanjutkan
ciumannya yang brutal padaku.
Begitu bahagia rasanya ketika aku
tahu kalau pria idamanku ternyata
gay. Arya yang terlihat sangat
perkasa menciumiku sambil
mengangkatku menuju ranjangnya.
Saya dimanjakan ketika saya
ditidurkan di atas ranjang.
"Sayang, saya mau ngisap dong,
boleh kan.." Kata-kata manja itu
keluar begitu saja dari mulutku.
"Cepat dong sayang."
Segera ia melucuti celanaku dan
celananya sendiri, dan akhirnya kami
berdua bugil dalam sekejap. Ia
menindihku dan mengisap penisku.
"Oohh.. enak.. enak sayang.. terus.."
Penis Arya yang daritadi
bergelantungan di depan hidungku
segera kulahap, akhirnya impianku
mengisap penis orang terwujud,
tambah lagi penis Arya sangat
panjang sekitar 17-18 cm. Ia segera
menyudahi posisi 69 tadi, dan
menginginkan hal yang lebih.
"Sayang, mau tidak saya tusuk?"
Pintanya sambil menciumi bibirku.
"Sakit tidak?"
"Kamu akan menikmatinya sayang."
Arya segera meraih lotion dari atas
meja, ia melumuri penisnya dengan
lotion itu lalu ia memintaku untuk
melumuri lubang analku juga.
Ia memintaku untuk telentang agar
ia bisa menyelipkan bantal guling di
bawah pinggangku. Dari sisi ranjang,
ia berdiri dengan gagahnya
menatapku dengan manis. Ia
mengocok penisnya beberapa kali
lalu mulai menempelkan kepala
penisnya di permukaan anusku.
Rasanya geli bercampur nikmat, tapi
rasanya tidak sabaran juga dan ingin
segera merasakan kenikmatan yang
ia janjikan. Secara perlahan ia mulai
menusukkan penisnya, awalnya
terasa sakit dan nyeri karena penis
Arya cukup besar. "Bless!", rasa
sakitnya sudah tercampur aduk, ia
mulai menggerakkan pinggulnya dan
memulai tarian erotis.
"Aahh.. aahh.. aahh.. anusmu enak
banget sayang.. aahh.." Wajahnya
memerah menahan kenikmatan yang
memuncak.
Rasa sakit itu telah tergantikan
dengan kenikmatan yang sulit
digambarkan dengan kata-kata,
rasanya semakin dalam dan semakin
cepat ia menusuk, maka rasa
nikmatnya aan terus berlipat ganda.
"Aahh.. aahh.. Sayang.. aku mau
keluar nih.."
Saya mengocok penisku sendiri agar
Arya juga bisa menkmati air maniku
yang nikmat.
"Aahh.. aahh.." Segera ia mencabut
penisnya dan mengocoknya di depan
mulutku.
Croot! Croot! Croot! Kulahap semua
maninya yang kental dan nikmat itu.
Lalu Arya mengisap penisku dan
menelan habis semua sperma yang
kukeluarkan.
Karena kelelahan kami berbaring
sambil mengatur nafas masing-
masing.
"Hh.. hh.. Noi, coba kamu bilang dari
dulu kalo kamu gay, aku kan tidak
perlu kesepian di kamar tiap hari."
Aku tersenyum saja mendengar
kata-katanya.
"I love you Noi, maaf sudah
menendangmu"
Arya menciumi bibirku sekali lagi
dengan lembut.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu
dari luar, aku dan Arya segera
berbenah dan mengenakan pakaian
supaya tidak dicurigai, kemudian
saya menyingkirkan seprei yang
penuh dengan tetasan mani. Setelah
melihat keluar ternyata beliau adalah
ibu kost, beliau khawatir denganku
karena aku tidak ada di kamar.
Akhirnya aku harus diomeli selama
sejam dulu baru bisa beristirahat.
"Kenapa kamu bau.. bau telur Noi?"
Tanya ibu kost
"Ah masa, oh.. tadi mau masak omlet
Bu jadi.."
"Sudah, tidur sana, saya tidak mau
kamu keluar tanpa ijin lagi mengerti!"
"Iya Bu." Jawabku lesu.
"Malam-malam kok bau telur.."
Gerutunya kembali.
Untung ibu kost tidak sadar kalo ini
sebenarnya adalah bau air mani
Arya, huf.. untung saja.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com
Diberdayakan oleh Blogger.